2010/06/30

This is About Scrat!

Scrat dan Tokoh-tokoh lain dalam ‘Ice Age’ :

Simbol Manusia

Simbol merupakan sebuah obyek yang berfungsi sebagai sarana untuk mempresentasikan sesuatu hal yang bersifat abstrak dan merupakan sebuah tanda, isi yang singkat, menyertai sifat sebuah obyek, proses berkualitas, kuantitas, memenuhi muatan- muatan tertentu misalnya simbol pada konteks bidang musik, kimia, matematik dan lain-lainSimbol adalah lambang yang mewakili nilai-nilai tertentu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol. 


Selain itu, dikenal pula bahasa tubuh atau body language. Disebut bahasa tubuh karena dengan gerakan-gerakan maupun sikap badan tertentu dalam berkomunikasi memiliki makna yang jelas bagi lawan komunikasinya. Bahasa tubuh menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah sebagai alat komunikasi yang efektif. Para pemain dalam seni pentas mampu mengkomunikasikan maksud dan membawakan peran melalui gerak-gerik serta aksi. Bahasa tubuh adalah komunikasi yang pada umumnya tidak disadari, hal ini mampu menunjukkan karakter asli seseorang bahkan mendahului bahasa verbal. Oleh karena itu, bahasa tubuh sangat berpengaruh untuk menyampaikan atau mengartikan maksud sehingga sangat perlu untuk dioptimalkan.


Karakter Scrat dalam film Ice Age adalah salah satu karakter yang sangat menarik untuk lebih digali lagi. Scrat adalah seekor tupai yang sangat suka dengan buah oak sehingga secara mati-matian selalu melindungi buah oaknya hingga ke ujung dunia sekalipun. Ice Age sendiri adalah film jenis kartun yang memiliki karakter yang sangat lucu dan penuh dengan sarat makna. Dibuka dengan adegan Scrat si tupai yang masih tetap nguber-nguber buah kenari walaupun tidak pernah ia dapatkan, cerita pun kemudian beralih pada tiga tokoh film lain yaitu Manny si mammoth, Sid si kungkang, dan Diego si harimau


Setelah mereka berhasil menghindar dari jaman es, kini tiga sekawan ini hidup asri bersama para hewan lain di tempat yang aman dan nyaman. Namun, ketentraman para hewan ini segera terusik, akibat ramalan si kura-kura Fast Tony yang mengatakan bahwa es akan mencair. Dan benar saja, es benar-benar mencair, dan air bah akan segera menenggelamkan mereka. Dari mulut Lone Gullsinger si burung bangkai, mereka pun mengetahui ada sebuah tempat di mana sebuah perahu besar dapat menyelamatkan mereka semua. Maka, Manny dkk bersama para hewan lain segera mengungsi ke tempat tersebut. Sebenarnya dalam benak Manny, ia kini bertanya-tanya apakah ia satu-satunya mammoth yang tersisa, sedangkan Sid merasa bahwa selama ini ia tidak dihargai oleh dua sahabatnya itu. Sempat ia dihargai dan disembah oleh sekumpulan kungkang cilik sebelum hampirnya nyaris...dikurbankan, sementara es yang mencair mengungkap rahasia dari Diego bahwa ia takut air dan tak bisa berenang. 


Dalam perjalanan, Manny dkk bertemu dengan Ellie, seekor mammoth betina dan dua ekor possum jahil, Crash dan Eddie. Manny senang sekali mengetahui ada mammoth lain, namun ia harus menyadarkan Ellie terlebih dahulu bahwa dirinya adalah seekor mammoth dan bukan possum, maklumlah semenjak kecil Ellie dibesarkan dalam keluarga possum. Lalu, akankah Manny dkk berhasil sampai tujuan dengan selamat, bagaimana pula hubungan Manny dengan Ellie, sementara itu diam-diam dua ekor mahluk air ganas membuntuti mereka dan siap memangsa mereka, akankah Manny dkk selamat dari ancaman maut ini.

Tak bisa dipungkiri lagi, Ice Age yang merupakan film animasi berbujet besar pertama bagi studio Fox, meraup kesuksesan besar dalam box office Amerika pada sekitar tahun 2002, maka bisa ditebak kelak pasti akan dibuat sequelnya. Kini, sequel tersebut telah hadir di bioskop-bioskop dalam negeri, dengan titel Ice Age:the Meltdown. Seluruh pengisi suara dari film pertama kembali mengisi tiga karakter utama film ini, mulai dari Ray Romano (serial teve Everybody Loves Raymond) pengisi suara Manny, John Leguizamo (Land of The Dead) yang menyuarakan Sid si kungkang, dan tentu saja Denis Leary (The Thomas Crown Affair) yang menyuarakan Diego si harimau, plus kreator film ini Chris Wedge yang kembali menyuarakan tokoh Scrat si tupai. Kehadiran karakter-karakter lama itu didukung pula oleh karakter-karakter baru mulai dari Ellie si mammoth betina yang disuarakan oleh Queen Latifah (Last Holiday), duo possum jahil Crash dan Eddie disuarakan oleh Seann William Scott (The Dukes of Hazzard) dan Josh Peck, sementara si kura-kura Fast Tony oleh Jay Leno


Ada beberapa perubahan dalam sequel ini terutama dari segi isi cerita yang lebih kompleks plus pengembangan dan konflik antara karakternya yang cukup menarik. Selain itu, gue merasa ada perkembangan dalam teknik animasi film ini, terutama dari segi tekstur para hewannya. Adegan-adegan lucu dan aksi dalam film ini pun ditampilkan cukup berimbang, untuk adegan lucu rasanya lebih banyak ditampilkan dalam film sequelnya ini apabila dibandingkan dengan film terdahulunya. Selain itu, penampilan tokoh Scrat pun sengaja dibuat lebih bermakna terutama menyangkut ending film ini.

Scart adalah seekor tupai purba yang ‘cinta mati’ dengan buah oak. Cintanya ini diwujudkan dengan selalu mati-matian menjaga buah oaknya, hingga rela jatuh bangun untuk melindungi buah oak yang selalu dianggap sebagai miliknya itu. Scrat berani melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dalam hal ini adalah buah oak. Sebagai seekor tupai yang kecil, dia rela ke sana kemari, mondar mandir dan mengejar buah oak dengan tangannya yang mungil. Misalnya saja, hewan kecil ini tidak pernah melepaskan buah oak walaupun harus dikejar ikan piranha, membeku dalam es, jatuh terinjak, hingga tersambar petir. 


Karakter Scrat ini boleh dikatakan mirip dengan sosok manusia yang pantang menyerah. Caranya untuk menghalalkan apa saja agar mendapat keinginan sangat cocok dengan karakter manusia yang pekerja keras. Scrat tidak pernah jatuh berlama-lama dia selalu bangun dan fokus pada buah oak sehingga boleh jadi inilah karakter teguh dan kuat yang seperti dimiliki oleh manusia. Bahasa tubuh yang dipakai oleh Scrat digunakan untuk mengekspresikan suatu maksud. Caranya bergerak, matanya yang besar, dapat diartikan banyak hal. Scrat seperti menyimbolkan seorang manusia yang pekerja keras dengan semangat yang selalu berkobar walaupun dia tidak terlalu pintar dan berkuasa.

Secara keseluruhan, tokoh-tokoh dalam Ice Age memang seperti mewakili karakter-karakter yang dimiliki oleh manusia. Manny adalah seekor Mammoth atau gajah purba yang digambarkan sebagai hewan yang sangat bijaksana dan dapat memimpin sahabat-sahabatnya. Sid si kungkang adalah hewan yang sedikit bodoh namun sangat menyenangkan dan peduli dengan hal di sekitarnya. Hewan ini sungguh menjadi penggembira dan pemberi semangat seluruh rekan-rekannya walaupun terkadang jahil dan sangat suka bermain. Karakter ini dimiliki oleh karakter manusia yang sangat menyenangkan dengan pembawaan yang mungkin lambat namun sangat loyal. Sedangkan, karakter yang keras dan kuat diwakili oleh Diego yaitu seekor harimau dewasa yang menakutkan namun baik hati pada akhirnya. Seekor harimau memang selalu melambangkan karakter yang luarbiasa kuat dengan moncong dan taring yang sangat tajam. 


Film Ice Age mengajarkan banyak nilai yaitu tentang kesetiaan, kekuatan, kebijaksanaan dan rasa sayang yang begitu kuat. Tokoh-tokoh di dalam film ini dengan tokoh Scrat yang begitu kecil dan lucu, seolah menggambarkan kondisi yang serupa di dalam kehidupan manusia. Adanya berbagai karakter orang yang berkumpul bersama dengan kepentingan dan impian yang terkadang sangat berbeda namun saling membutuhkan.  Hal yang dapat diambil dari Tokoh Scrat yang mungil adalah : "Never underestimate a thing, no matter how small it" karena hal yang kecil itu dapat berbuat banyak hal.

Sumber :
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. CV Andi Offset. Yogyakarta

2010/06/28

Secrets of Color in the entire series Power Rangers


       Warna adalah unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat dan lain sebagainya. Secara visual, warna sedikit banyak memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi cara orang untuk melihatnya. Bahkan masing-masing warna seperti merah, kuniang, biru dan lain sebagainya, mampu memberikan respons secara psikologis. Dan meskipun belum bisa dipastikan  dari sudut pandang sains, tetapi pada umumnya warna akan memiliki pengaruh atau sifat yang berbeda didalam aspek kehidupan manusia termasuk juga dari personalitinya. Bahkan dalam lingkungan gerakan Pramuka sering dikenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar agar lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi penggunanya. Warna juga menjadi alat untuk mengungkapkan ekspresi.Semua orang menyukai warna karena pengaruhnya pada kejiwaan seseorang. Bahkan dari membeli pakaian hingga memilih makanan, warna menjadi faktor penting yang selalu dipertimbangka. Manusia hampir tidak dapat terlepas dari ketertarikan tertentu terhadap warna sehingga selalu dipakai orang di semua segi kehidupan. Oleh karena itu, hal ini dapat membuktikan bahwa warna benar-benar menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan manusia. 

Sepak terjangnya dimulai dari tahun 1990-an. Memiliki kostum dari 5 warna yang berbeda yaitu merah tua, merah muda, hijau, kuning, dan biru. Kemunculan ranger hijau  terjadi di episode sebelum tamat. Power Rangers muncul sebagai sekelompok pahlawan atau hero pembela kebenaran yang selalu berhadapan dengan musuh-musuh yang terlihat ganas. Personel Power Rangers sebagian besar digambarkan masih bersekolah tingkat sekolah menengah atas hingga tingkat universitas. Karakter anak-anak muda yang aktif, dinamis dan pemberani.
Serial Power Rangers hidup hingga belasan tahun. Dimulai dengan serial Mighty Morphin sebagai seri 1 Power Rangers dan diikuti dengan Dino Thunder, Galaxy, Space, Rescue, Mystic Force, Ninja Storm, Operation Over Drive, SPD, Time Force, Turbo, Wild Force, Zeo dan yang terakhir Jungle Fury. Secara keseluruhan, seri-seri tersebut memiliki karakteristik personel yang tak jauh beda walaupun secara konsisten, pemain-pemain atau aktor dibalik topeng personel Power Rangers adalah orang-orang yang berbeda. Bahkan datang dari berbagai belahan dunia yaitu orang kulit putih, kulit hitam dan orang Asia.
Hal menarik yang datang dari serial Power Rangers ini adalah warna-warna seragam yang dipakai oleh anggota Power Rangers. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa warna-warna yang sering digunakan adalah warna merah, biru, hijau, kuning dan pink. Dan lebih menariknya adalah warna-warna ini kemudian menjadi penentu karakter yang dimiliki masing-masing personel dan menjadi nama identitas personel yaitu Ranger Merah, Ranger Biru, Ranger Hijau, Ranger Kuning dan Ranger Pink. Tak hanya berhenti menjadi nama identitas, warna inipun membentuk porsi anggota dalam keseluruhan cerita.
Merah adalah warna yang dikenal menyiratkan keberanian dan inilah yang kemudian selalu menjadikan Ranger Merah seorang pemimpin selama kurang lebih 18 tahun masa Power Rangers beraksi di layar televisi dan film. Ranger Merah juga diartikan sebagai karakter yang dinamis, perhatian dan penyuka wanita. Sedangkan warna merah sendiri melambangkan agresifitas tinggi, sangat aktif, berkemauan keras, dipenuhi gairah dan dominasi yang kuat. Inilah yang semakin menyempurnakan posisi Ranger Merah sebagai garda depan pasukan Power Rangers. Karakter ini juga menjadi sosok yang sangat dipercaya untuk mengambil keputusan dan tindakan yang berulang kali menentukan hidup mati rekan-rekan atau sang korban yang sedang diganggu oleh musuh Power Rangers.
Ranger biru menjelma menjadi karakter Ranger yang memiliki ketenangan paling sempurna. Warna biru sendiri memiliki kesan yang dapat menenangkan di denyut nadi, tekanan darah, pernafasan serta membantu didalam meningkatkan kesehatan diri. Oleh karena itu, Ranger biru mengesankan orang yang memiliki kesetiaan yang tinggi, disamping kentalnya ketekunan dan ketabahan.                                                      
Melambangkan adanya suatu ketabahan, keinginan namun keras hati adalah warna hitam. Oleh karena itu, Ranger Hitam memiliki pribadi yang keras dan dominan/berkuasa. Inilah yang menyebabkan, Ranger Hitam sering bentrok dengan karakter yang dimiliki Ranger Hitam. Tetapi warna ini bisa meningkatkan rasa bangga karena biasanya sering menjadi pilihan untuk mendapatkan nasehat. Warna hitam secara keseluruhan melambangkan keagungan, kesejahteraan, kebijaksanaan dan kecerdasan dan ini yang ditonjolkan Ranger Hitam dalam setiap aksinya.
Ranger Kuning mengartikan sosok yang memiliki sifat spontan. Selain itu, Ranger Kuning juga identik dengan toleransi yang sangat tinggi. Selain itu, warna kuning melambangkan kejayaan, kebesaran dan keemasan. Ranger Kuning sendiri begitu menonjol tetapi berubah-ubah sikap, suka berharap dan dermawan.
Warna feminin selalu dimiliki oleh warna merah muda dan tidak heran jika posisi ini selalu memakai karakter wanita. Oleh karena itu, Ranger Pink selalu dipasangkan dengan Ranger Merah dan seringkali menjadi pasangan yang sangat serasi. Ranger Pink digambarkan menjadi sosok yang romantis, lucu dan selalu rapi. Warna pink sendiri selalu diidentikkan dengan karakter wanita dan karena itu wanita seringkali memilih warna pink untuk pernak-perniknya.

Selain itu, dalam seri Power Rangers juga sering ditambahkan dengan warna-warna yang lain, walaupun warna-warna di atas selalu saja menjadi tokoh utama. Warna lain itu adalah hijau, putih, dan lain sebagainya. Hampir di semua seri, warna-warna seperti merah, biru, hitam, kuning dan pink selalu memiliki karakter yang sama. Ranger Merah yang selalu jadi sosok pemimpin dan diikuti oleh warna-warna lainnya. Power Rangers seolah tidak pernah melepas formasi ini untuk digunakan selama belasan tahun. Decision Maker dari Power Rangers sendiri memang secara konsisten tidak pernah meninggalkan adat yang dimiliki dengan fokus yang paling terlihat adalah pola hubungan antar Ranger yang memang selalu sama. Misalnya saja, Ranger Merah yang selalu mendominasi, hubungan khusus Ranger Merah dan Ranger Pink, Ranger Kuning yang selalu digambarkan dengan wanita yang tomboi, Ranger Hitam yang sama keras dengan Ranger Merah, dan juga Ranger Biru yang selalu terlihat dewasa.
Pemilihan warna yang dipakai memang sesuai dengan target penontonnya yaitu anak kecil hingga usia remaja. Warna yang cherrfull, colorfull, dan dominasi berbagai macam warna yang dipadu memang sangat kental dengan nuansa yang semarak dan dinamis. Namun, jarang ada orang yang memperhatikan pola warna yang dimiliki serial Power Rangers ini. Walaupun Ranger Merah hampir selalu diagungkan dengan posisi berdiri selalu di tengah atau di depan dan memperoleh porsi lebih dibandingkan ranger yang lain. Warna yang dipakai Power Rangers ini memang tidak secara langsung dapat diartikan oleh penontonnya. Hanya saja, pentonton biasanya akan dapat langsung menebak, pemimpin Ranger siapa, musuhnya siapa dan bagaimana cara menangkal musuh.

Sumber :
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. CV Andi Offset. Yogyakarta

2010/06/19

THE RANGERS GOES TO PURWOKERTO


Stasiun Kelas ‘Bawah’
Hahaha! Ga ngerti juga kenapa harus dinamakan stasiun kelas ‘bawah’. Besar kemungkinan karena keberadaan stasiun tugu yang notabene Tatsaka, Argo Cs dsb sering ‘ngapel’ serta mengusung bendera executive juga bisnis.
Siang menjelang sore itu aku melihat dua temanku, si adit ‘monyet’ dan ganjar ‘sumitro’ bak abang – abang preman, menunggu di luar stasiun lempuyangan. Sesaat kemudian, kulihat Wina (temanku sekaligus ibuku di luar rumah, wak3) dan Aya (temanku sekaligus ibu keduaku di luar rumah!!). Muka kedua temanku itu sedikit mengerut, rupanya masih ada 3 teman lagi yang belum datang.
Si bocah berkepala botak itupun datang juga, hahaha!! Sorry Sun! Ini dia si Sunu. Kayaknya dia yang paling rapi surapih. Dan kemudiaaannn disusul oleh preman u’un lemot, Yogi!! Seperti biasa ada aja rokok di tangannya. And finally, temen cewe ter-tengilku, si Madith yang kayaknya lagi diceramahin her daddy mungkin lagi dibilangin gini, ‘Anakku yang tengil, jangan terlalu tengil ya disana.’ Hahahhaha!! Nyatanya juga teteup ja tengil…
Kereta yang entah kenapa dinamakan Legawa, dugaan sok tahuku karena penumpang menunggu kereta  ini harus punya kesabaran yang ngga mudah karatan dan anti malu kayak 8 orang bodoh ini (sempat – sempatnya foto di rel).
Yuhuy!!! Adit, Ganjar, Madith, Wina, Aya, Sunu, Yogi, dan aku menunggang Legawa menuju kampung eh kota Wina tercinta yaitu PURWOKERTO!!!

Legawa yang Ga Legawa
Kereta ekonomi ini memang punya nama yang aneh. Selain hobinya yang nelat, juga karena di dalamnya ga sesuai banget dengan namanya yang artinya ‘lapang dada’ karena penuh sesak. Mungkin lebih tepat kalau penumpangnya harus punya sifat legawa untuk nerima kondisi crowded kayak gini. Tapi ni pengalaman yang bernilai banget, karena bisa menikmati berbagai macam karakter orang dari kapten (yang ganteng itu) sampai cleaning service (yang bilang di gerbong belakang bisa untuk futsal-an), dari penumpang (yang bentuknya macam - macam) sampai penjaja makanan (hidup mie!!), dari orang tua ‘bangkotan’ sampai anak kecil ‘umbelen’. Luar biasa!!! Setelah berdiri sebentar, 8 gelandangan melewati gerbong – gerbong untuk mencari tempat futsal-an yang dibilang si cleaning service itu. Bisa menemukan tempat itu kah?? Ya jelas tidak, tapi lumayan untuk bisa memboikot 3 pasang kursi untuk rombongan ranger ini (udah kayak power ranger aja).

Rumah Wina atau Kantor Kimia Farma?
Setelah di jemput dengan 2 mobil, the rangers sampai juga di rumah wina yang so blue (cat rumah biru semua). Aku juga bingung, ni kantor apa rumah, ni rumah apa kantor. Tapi yang jelas, ga sempit dan ga luas tapi nyaman!  Misalnya diantara ranger ni ada yang pingsan juga udah disiapin banyak infuse di belakang. Busettt, rumah kok di belakangnya numpuk obat berdus-dus gitu. Alamakk!! Pantesan Wina makmur gitu ya. Hihihi peace win!


Menunggu Pagi di Purwokerto.
Iseng campur ga ada kerjaan! Hal itu yang membawa the ranger jalan – jalan keliling kota (nyaris ke batur raden tapi tutup) hingga alun – alun kota yang kayak lapangan bola stadion. Hijauuu!!!
Setelah sempat diganggu orang yang entah laki atau perempuan, akhirnya penghabisan waktu digunakan untuk foto – foto!! Alamakkk!!!
Di tengah kesibukan itu, kami mendengar anggota ranger yang lain telah tiba di Purwokerto. Dan setelah sampai di rumah, anggota ranger yang baru datang itu pun telah tepar dalam posisinya masing – masing.
Yoelius, Gandhi, Natal, Tita dan Linda…
Welcome for all of you!!



Wake up!
Setelah bangun pagi, makan pagi, nge-jamm sesaat (walaupun aku jadi keyboardist yang ga jelas diiringi Yogi sebagai guitarist ditambah Adit sebagai dokumentator dan rekan ranger lain sebagai penyemarak dan juga Gandhi dan Ganjar sebagai disturber).
Um… ada part yang ga perlu dijelasin lebih jauh, yang penting tahu – tahu kami semua sudah ada di 2 mobil dan bergerak menuju kebun strowberi!!!








Kebun Strowberi yang tak-Berstrowberi!!
Langit sepertinya tidak terlalu bersahabat karena dengan senang hati mengirimkan kepada The Rangers yaitu hujan rintik – rintik plus rintik. Setelah transit di sebuah gubuk yang entak apa namanya, juga berfoto bersama, kami pun bergerak menuju ke lokasi lain.


Sungai!!!
Walaupun indah, hanya beberapa ranger yang turun, sementara ranger yang lain, setia menunggu di atas. Aku sendiri tidak turun karena ehem… new shoes… alias takut ni sepatu basah juga karena kabut mulai turun.

Namun akhirnya The Rangers kembali berkumpul di jembatan sungai. Pemandangan kabut yang sudah mulai datang tetap mendorong kami semua untuk ber-pose di depan kamera. Ada accident kecil saat Adit yang sedang sibuk mengatur kamera di atas tripod-nya, kemudian tiba - tiba berdiri, padahal dia tidak sadar masih mengalungkan kamera di leher, alhasil tu kamera+tripodnya terbawa bersamaan. Emang seperti itu nasib orang seculun Adit, harap maklum. wkwk! Menemukan ratusan pohon seolah menjadi harta yang sungguh menyenangkan. Dikarenakan mata yang terbiasa melihat layar komputer, atau melihat bangunan Fisip UAJY selama bertahun – tahun, atau melihat muka – muka culun rekan – rekan lain atau hanya melihat pasangannya terus. Hahaha!! Ga mutu banget sih alasannya, pokoknya pada intinya The Rangers senang melihat ratusan pohon dan kemudian mengabadikannya dengan tawa.




Pose - pose narsis dan sok macho pun berkumandang. Kabut yang kebal - kebul seperti ga menyurutkan keinginan kami semua untuk tetap mengisi penuh kartu memori milik adit.  
Cherss up!!










Si Suster Bude
The Rangers pun bertobat dengan mengikuti misa (kecuali Adit yang lagi males, Yogi plus Sunu yang masjidaholic). Misa ini untuk memperingati anniversary budhe dari Wina yang adalah seorang suster. Suster yang lucu! Selamat meneruskan karya sus!! Moga aka nada 25 tahun lagi dan kelipatannya.
Kantor eh rumah Wina pun kebanjiran orang – orang yang ingin bertemu dengan suster untuk mengucapkan selamat.
Dan The Rangers lebih berbahagia lagi karena makanannya banyak!!!
Hwaaaaa two thumbs up for soup! Semuanya enak dan nambah!! Dasar The Rangers emang kaum Hobo!

Go Home!!
Finally, karena masih banyak pekerjaan yang ada di Jogja ditambah tidak enak membuat orang tua Wina repot (aku sendiri disuruh pulang ibu karena Bang Surya, abang keduaku, pengen ketemu aku dan sudah harus pulang di hari yang sama), kesemua excuse itu di-mix dan membentuk kesepakatan pulang.
Wooyyy Legawa!!! Pulangkan kami ya…
Suasana Legawa tidak se’heboh’ biasanya, mungkin dikarenakan Legawa pertama berangkat dari stasiun ini (maklum, jam 6 pagi).






Stasiun Kelas ‘Bawah’ lagi
Hwaaa,,, JOGJA!!! Baru ditinggal 3 hari sudah kangen ni kota.
Dengan muka yang eneg dan perut yang eneg kami membuat foto bareng yang eneg tapi hasilnya bagus kok…!!!


Love u all!! Pengalaman yang berharga…
The Rangers!!! Gogogo!!!


(Photographer : Rahaditya Adi Nugraha, Editor Foto : Yoelius Marindha, Maria Nari Gunita)