2010/06/18

Matur Nuwun, Mas

Gurat yang tidak menarik
Namun menjadi begitu manis untuk dikenang
Hanya keharuan yang ia miliki
Namun itu menjadi harta yang paling bernilai
Piala untuk sang pemberi derma
Diusap matanya yang teduh
Dengan tangan keriput yang terikat peluh
Tawa di dalam tangisnya
Mengisyaratkan rasa syukur yang tak terukur

Ribuan kata menunggu di sudut bibirnya
Yang kini kian menjadi tak berarti
Karena satu ungkapan penuh arti, 
…matur nuwun, mas.



(memori Selasa sore,
saat melihat reality show ‘Minta Tolong’ di burjo)

No comments: