Hari ini aku merasa diajari banyak hal…
Langkahku turun dari mobil langsung disambut gundukan tanah liat dan batu gamping kecil yang begitu masa bodoh dengan sepatu tinggiku yang harus bermuka cokelat,
Nuansa ‘kawinan’ begitu kental menyapaku karena kulihat hiasan ronce tersebar dimana – mana… Bangunan yang lebih layak disebut pendapa ini seolah berubah dari area yang begitu dingin, menjadi penuh kehangatan dengan sorak – sorai yang muncul dari ratusan lilin – lilin seharga 500 perak per batang… 500 perak yang memberikan warna merah kuning yang begitu berarti…
Nuansa ‘kawinan’ begitu kental menyapaku karena kulihat hiasan ronce tersebar dimana – mana… Bangunan yang lebih layak disebut pendapa ini seolah berubah dari area yang begitu dingin, menjadi penuh kehangatan dengan sorak – sorai yang muncul dari ratusan lilin – lilin seharga 500 perak per batang… 500 perak yang memberikan warna merah kuning yang begitu berarti…
Aku memandang berkeliling dan kulihat aroma retro, vintage, jadul, konvensional, kesederhanaan seolah berbaur menjadi satu mendukung arti ‘unik’. Senyumku berulangkali tersungging, tiap kali kudengar alunan gendang yang mengentak dan selalu diakhiri suara gong yang mantap. Bahkan, sempat aku tertawa tertahan, tiap kali sang pemimpin koor memberikan aba – aba yang nyaris mirip rapper – rapper kawakan. Si penabuh gendang dan ibu pemimpin koor memang dua tokoh yang mungkin susah kulupakan. Keduanya memberikan aroma yang meramu tawa dan khidmat bercampur menjadi satu.
Namun jujur, aku menikmati semua ini. Terlepas dari bahasa yang tidak terlalu aku kuasai,
doa – doa yang terlalu banyak dinyanyikan sekaligus terlalu ber-tempo pelan,
juga harus berdiri di atas sepatu tinggi dengan posisi yang itu – itu saja.
Ditambah suara gemercit sepatu anak kecil, suara tangisan plus tawa mereka yang bergantian melawan mantapnya suara koor.
doa – doa yang terlalu banyak dinyanyikan sekaligus terlalu ber-tempo pelan,
juga harus berdiri di atas sepatu tinggi dengan posisi yang itu – itu saja.
Ditambah suara gemercit sepatu anak kecil, suara tangisan plus tawa mereka yang bergantian melawan mantapnya suara koor.
Pada akhirnya, aku tetap harus mengakui, aku menikmati semuanya ini… (selain karena, untuk pertama kalinya, rasa kantuk tidak menyapaku selama 2 jam itu… hehe)
Dan,
Untuk kematian dan kebangkitan yang membanggakan…
Dan,
Untuk kematian dan kebangkitan yang membanggakan…
Selamat Paskah teman - teman!!
(Paskah 2010)
1 comment:
thank you, yang udah banyak comment post ini di FB! :D
Post a Comment